2 Kebiasaan Unik Orang Indonesia Soal Beli Mobil

09/10/2017 | Mobilmo.com

Soal beli membeli kendaraan termasuk beli mobil ada banyak perbedaan kebiasaan orang Indonesia dengan orang mancanegara. Menurut Brand Development General Manager Kia Mobil Indonesia, Harry Yanto, banyak orang Indonesia menganggap mobil sekarang memiliki fungsi sama seperti dulu, hanya sebatas angkutan. Padahal teknologi terus mengalami perkembangan dan masyarakat perlu mengerti soal itu.

"Orang Indonesia masih menganggap teknologi mobil sama seperti dulu padahal kan terus berjalan. Masih butuh edukasi bagaimana memilih mobil, menggunakan city car, kita mendidik orang Indonesia menjadi lebih mengetahui bagaimana cara memakai mobil yang tepat bagi mereka," tutur Harry. Salah satu contoh, kebanyakan orang Indonesia akan memilih mobil dengan kapasitas besar. Bisa mengangkut banyak muatan dan penumpang. Tapi tidak pernah terpikirkan apakah mobil besar itu benar itu benar-benar fungsional untuk dirinya. Apakah kapasitas tempat duduk yang banyak benar-benar dibutuhkan untuk keseharian dan selalu terisi penuh. Misalnya lagi, pasangan pengantin baru. Tentu belum membutuhkan yang namanya kendaraan keluarga dengan 7 penumpang kalau hanya untuk berdua. Ada lagi, mahasiswa pulang pergi ke kampus juga bawa Low MPV 7 tempat duduk tiap hari. Padahal dia berangkat sendirian, paling banter berdua atau bertiga sama temannya.

"Bagi mereka berdua cukup, punya anak 1 cukup, baby sitter 1 masih cukup. Kecuali mereka sudah berumur 40 udah punya anak banyak, keluarga mau jalan-jalan ya butuh mobil yang besar. Itu yang membedakan Indonesia, Eropa, dan Amerika," lanjut Harry. Ada lagi kebiasaan unik lain saat akan beli mobil baru. Beberapa hal dipertimbangkan sebelum memutuskan mobil seperti apa yang bakalan dibeli. Tapi, ada satu pertimbangan yang hampir tidak pernah dilupakan oleh kebanyakan orang Indonesia, yaitu soal nilai jual kembali mobil tersebut. Mungkin itu cukup unik bila dibandingkan dengan karakter pembeli mancanegara. Tapi itulah pasar Indonesia. Untuk hal-hal yang belum dimiliki saja sudah berpikir soal penjualannya. "Orang di Indonesia beli mobil udah mikir buat dijual, nih kalau dijual lagi harganya berapa padahal belum dibeli," ujar Harry, di Jakarta.

Harry memaklumi bila soal harga jual kembali yang jadi perhitungan, saat ini mobil-mobil Jepang-lah yang memiliki harga paling tinggi dibanding yang non Jepang. Karenanya untuk mobil-mobil keluaran non Jepang sudah tentu akan susah menjual versi bekasnya di Indonesia. Tapi kalau bicara kualitas, boleh deh diadu mobil-mobil Jepang dengan mobil-mobil Eropa dan produsen lain non Jepang termasuk KIA. "Jadi kembali lagi saya bilang tadi kalau di luar merek Jepang pasti harganya jatuh. Tapi secara kualiti kita ngomong boleh dibandingin," ungkap Harry.