Esemka Dan Harapan Memiliki Mobil Nasional Kebanggaan

25/09/2017 | Mobilmo.com

Sudah sekian lama Indonesia bermimpi memiliki mobil nasional yang bisa dibanggakan. Sudah dari jaman presiden Soeharto kepingin punya merek mobil sendiri. Namun, hingga puluhan tahun berlalu dan rezim silih berganti, keinginan itu masih sebatas harapan. Berkali upaya mewujudkan mobil nasional, berkali-kali pula mengalami kegagalan dan jatuh bangun. Pernah beberapa produsen kendaraan roda empat dalam negeri bersatu membentuk asosiasi, namanya Asianusa (Asosiasi Industri Automotif Nusantara). Beranggotakan delapan produsen mobil dalam negeri, masing-masing memiliki mobil ciptaan sendiri, yaitu Merapi, Tawon, GEA, Fin Komodo, ITM, Borneo, Wakaba dan Kancil. Lagi-lagi kedepalannya harus angkat tangan sebelum mereka resmi mengaspal di jalanan Indonesia. Semuanya kalah dalam kompetisi industri otomotif tanah air yang didominasi merek-merek asing. Tinggal satu yang tersisa, yaitu Fin Komodo. Tapi nasibnya tak berbeda jauh dari rekan-rekannya yang telah gugur. Fin Komodo tidak pernah menjajal mulusnya jalan tol maupun jalan perkotaan. Hanya produk khusus saja yang dipasarkan untuk medan-medan off road.

Salah satu model FIN Komodo

Ibnu Susilo, selaku Presiden Direktur PT. FIN Komodo Teknologi sekaligus ketua umum Asianusa sempat mencurahkan keluhannya kepada salah satu media online, detikOto. Menurutnya, mati surinya mobil-mobil nasional khususnya anggota Asianusa bukan karena tidak adanya inovasi dan pengembangan. Tapi lebih karena kurangnya dukungan dari pemerintah. Seandainya saja pemerintah mendukungnya secara penuh, bukan tak mungkin Indonesia sudah memiliki mobil nasional sejak dulu. "Itulah bukti kalau tidak ada dukungan pemerintah maka bayi-bayi ini sangat rentan. Karena bayi ini harus didukung. Kalau di negara-negara mana pun, bayi-bayi seperti ini didukung pemerintahnya untuk menjadi besar," kata Ibnu kepada detikOto beberapa waktu lalu. Tahun 1990-an, Indonesia hampir saja berhasil memiliki mobil nasional yang secara resmi, namanya Timor. Mobil ini bahkan sudah diproduksi dalam jumlah cukup besar dengan berbagai macam tipe, seperti Timor S513 City Car, Timor S515 1498cc SOHC Karburator, Timor S515i 1498cc DOHC Injection, Timor SL516i Limousine 4-doors & 6-Doors, Timor SOHC Injection, Timor Sport Edition 1600cc Prodrive Lisence, dan Timor SW515i 1600cc DOHC Injection. Akan tetapi, mobil ini juga tidak berlanjut. Fasilitas bebas pajak impor barang mewah yang diperuntukkan bagi mobnas berubah menjadi bumerang. Jepang dan Uni Eropa yang memiliki banyak produksi untuk pasar Indonesia tidak menerima kebijakan ini dan melaporkannya ke organisasi perdagangan dunia WHO. Pada akhirnya, Timor kena kartu merah dan harus mengakhiri kiprahnya setelah persidangan di tahun 1999. Kandas lagi impian memiliki mobil nasional. Kini, pembicaraan mengenai mobil nasional kembali ramai di media. Bermula dari beberapa temuan tidak sengaja terhadap mobil Esemka yang berhasil dibidik kamera. Model pick up Esemka Digdaya ketahuan sedang uji coba mengaspal di jalan raya.

Esemka Digdaya tertangkap kamera. Photo : Facebook

Esemka Digdaya Double Cabin. Photo : Facebook

Esemka menjadi perbincangan ramai tahun 2012 saat presiden Joko Widodo yang waktu itu masih menjabat Wali Kota Solo menggunakannya sebagai kendaraan dinas. Nama Esemka langsung melambung tinggi seiring tingginya harapan Esemka jadi mobil nasional. Bukan hal yang mudah memang, Esemka berkali-kali harus direvisi karena terbentur masalah emisi gas buang. Dua kali uji emisi, dua kali pula tidak lolos. Baru pada pengujian yang ketiga, Esemka dinyatakan lolos uji emisi. Usai tidak digunakan Jokowi karena beliau berpindah jabatan menjadi Gubernur DKI Jakarta, kepopuleran Esemka perlahan meredup hingga hampir padam. Banyak yang mempertanyakan bagaimana keberlanjutan Esemka ini, mobil buatan anak SMK yang sempat melejitkan nama Jokowi.

Esemka, Mobil dinas JOkowi waktu menjabat wali kota Solo

Kini harapan itu kembali bersinar. Informasi terbaru, salah satu model Esemka sedang menjalani masa uji coba di jalanan sebelum masuk pada produksi massal, yaitu model pick up double cabin. Esemka juga sudah mempersiapkan lokasi produksi di dua wilayah yaitu Boyolali, Jawa Tengah dan Bogor, Jawa Barat. Apakah nanti Esemka benar-benar berlanjut menjadi mobil nasional? Kita akan menanti sembari berdoa yang terbaik buat negeri ini.