Mengapa Harus Menggunakan Bahan Bakar Dengan Angka Oktan Yang Sesuai?

25/11/2018 | Arfian Alamsyah

Tampak Toyota Yaris isi Pertamax sedang diisi bahan bakar

Setiap mobil harus menggunakan bahan bakar yang tepat sesuai dengan angka kompresinya

Sejatinya, menggunakan bahan bakar dengan oktan bahan bakar yang pas dengan spesifikasi mobil itu untuk mencegah terjadinya detonasi (knocking) pada mesin. Di Indonesia proses detonasi ini lazim disebut dengan ngelitik. Ngelitik adalah petaka besar bagi mesin, karena busi memercik bunga api sebelum waktunya sehingga menyebabkan mesin hilang tenaga bahkan jebol, jadi alasan utama untuk pertanyaan mengapa harus menggunakan bahan bakar dengan angka oktan yang sesuai adalah itu.

Hubungan angka oktan bahan bakar dengan knocking. 

Gejala ngelitik atau bahasa kompeni-nya disebut knocking biasa terjadi dimesin bensin bukan diesel. Dan gejala ngelitik ini salah satu pemicunya adalah penggunaan bahan bakar dengan angka oktan bahan bakar yang digunakan lebih rendah yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil (diluar spek kendaraan). Akibatnya, bahan bakar yang akan dikompreskan (dipampatkan) tidak tahan terhadap suhu yang tinggi, sehingga pembakaran terjadi sebelum waktunya. Jika dibiarkan, piston bisa bolong dan mobil Anda harus turun mesin untuk perbaikan.

>>> Mesin diesel pakai bahan bakar berkandungan B20 aman kah? Lihat disini untuk jawaban pastinya

Tampak ilustrasi mengisi bahan bakar mobil

Gunakan bahan bakar dengan oktan 91 untuk mobil modern

Mungkin Anda bingung mengapa knocking alias detonasi itu menghambat performa mesin, karena proses pembakaran yang baik itu harus sempurna. Ngelitik adalah cerminan pembakaran tidak sempurna. Detonasi biasanya tidak hanya tenaga mobil saja yang berkurang, namun juga ditandai dengan bunyi akibat piston bergerak kesamping bersentuhan dengan liner. Jika dibiarkan terus menerus, kerusakan berat akan terjadi pada mesin mobil Anda.

Tampak ilustrasi mekanik sedang mempersiapkan proses turun mesin pada mobil

Bila knocking atau detonasi dibiarkan dalam waktu lama, akan memporak porandakan mesin mobil Anda

Ternyata selain angka oktan bahan bakar yang tidak sesuai dan menyebabkan mesin mengalami detonasi serta menjadi biang keladi rusaknya mesin, juga ada beberapa part lain yang akan rusak ketika terjadi knocking. Ada alat di mesin bernama Exhaust Gas Recirculation (EGR) juga akan terganggu akibat salah isi bensin dengan angka oktan bahan bakar ini.

>>> Apa itu EGR? Simak penjabaran kami disini agar jelas

Tampak mesin Lexus NX300 berturbo

Mesin mobil modern seperti Lexus sudah menggunakan knock sensor yang lebih pintar

Saat ini mesin keluaran kekinian yang terpasang di mobil modern memang sudah dilengkapi dengan knock sensor yang secara pintar akan memundurkan timing waktu pengapian sehingga gejala knocking dapat dihindari. Hanya saja, bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin, nantinya akan membuat banyak tumpukan kerak karbon, efek jangka panjangnya tumpukan karbon tersebut dapat menaikkan kompresi, ujung-ujungnya mesin akan knocking bahkan overheat juga. Selain itu pembakaran yang tidak optimal akan membuat bahan bakar menjadi lebih boros efek timing dimundurkan tadi.

>>> Review mobil terbaik hanya ada di sini

Tingkat angka oktan bahan bakar

Cara bijak untuk menghindari terjadinya detonasi atawa knocking adalah dengan menggunakan bahan bakar dengan oktan yang sesuai dengan peruntukan mesin mobilnya. Karena sejatinya, semakin tinggi angka oktan, maka semakin sulit bahan bakar untuk dibakar atau terbakar dengan sendirinya akibat tidak tahan terhadap suhu tinggi, tentu saja efeknya daya tahan bahan bakar terhadap knocking menjadi lebih bagus.

Mungkin Anda bertanya darimana nilai angka oktan tersebut berasal? Nilai oktan itu adalah hasil percampuran antara hidrokarbon dengan kandungan lain ditambah dengan zat additif tertentu. Zat additif ini dapat memiliki sifat yang bisa membersihkan mesin dan saluran bahan bakar.

Tampak sebuah tabel yang menunjukka perbandingan kompresi dan nilai oktan

Berikut ini merupakan rekomendasi dari Pertamina

Penggunan bahan bakar dengan nilai oktan yang lebih tinggi merupakan cara paling mudah untuk menghindari knocking. Apalagi, rata-rata bahan bakar dengan oktan tinggi sudah tidak lagi terkandung timbal (lead) yang dapat merusak sistem katalis pada catalytic converter. Meski timbal juga memiliki efek positif yaitu membuat suhu mesin menjadi lebih dingin.

Oleh karena itu, Anda perlu menyesuaikan bahan bakar sesuai dengan mobil yang Anda gunakan. Akhir-akhir ini memang terjadi kelangkaan bahan bakar jenis premium yang punya nilai oktan 88, namun seharusnya hal tersebut tidak masalah, mengingat mesin modern saat ini memerlukan bahan bakar dengan oktan minmum 90. Jadi menggunakan Pertalite seharusnya tidak masalah, andai Premium sudah mulai ditarik peredarannya.

>>> Ini dia line up mobil keluarga keluaran Toyota yang hemat bahan bakar

Apa yang terjadi jika menggunakan bensin dengan angka oktan yang lebih rendah dari seharusnya.?

Tampak sebuah Honda Civic berkode bodi FD menggunakan bensin Premium

Demi tenaga mesin dan kehematan optimal, lebih baik gunakan bahan bakar minimal oktan 91

Secara jangka panjang sudah Mobilmo.com jelaskan diatas akan terjadi knocking yang menyebabkan kerusakan parah pada mobil Anda. Lalu apa jangka pendeknya? Singkatnya konsumsi bahan bakar mobil Anda akan menjadi lebih boros, karena pada mobil modern sistem knock sensor akan memerintahkan ECU untuk memundurkan waktu pengapian, nah efek dari pengapian mundur ini adalah mesin menjadi kurang bertenaga sehingga Anda lebih sering menginjak pedal gas lebih dalam, hasilnya sudah pasti konsumsi bahan bakar akan menjadi lebih boros.

>>>  Terus ikuti tips & trik seputar otomotif di Mobilmo.com

Berita sama topik